Sabtu, 29 Oktober 2016

Andai saya Menjadi Wartawan Online


Di zaman modern ini, banyak orang yang memanfaatkan kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) terutama di teknologi, seperti internet, sosial media dsb-nya, untuk kepentingan pribadi maupun publik dalam mencari dan menyebarluaskan informasi (berita).

Bila dilihat, media terus berkembang pesat dengan munculnya internet. Tonggak awal kelahiran media dengan memanfaatkan internet terjadi pada tahun 1990. Tim Berners Lee menemukan program editor dan browser yang bisa menjelajah antara satu komputer dengan komputer yang lainnya, yang membentuk jaringan yang disebut World Wide Web (WWW).

Media Online atau biasa disebut dengan internet adalah hasil dari persilangan teknologi komunikasi yang menawarkan kepada pengguna sebagai media yang berfungsi sebagai alat komunikasi antar manusia atau juga disebut media interaktif, media memungkinkan partisipati aktif baik penerima maupun pengirim. Media online bisa menampung berita teks, image, audio dan video. ”Online” sendiri merupakan bahasa internet yang berarti informasi dapat diakses dimana saja dan kapan saja selama ada jaringan internet.  

Melihat kondisi tersebut, saya pun mulai membayangkan bila menjadi wartawan berita online, karena berita yang dimuat dalam media online tidak akan basi dan bisa dibuka kapan saja, asalkan terhubung dengan internet. Lama kemudian, saya pun mulai tertarik & memperdalam ilmu menjadi wartawan online. Menurut saya, dalam menuliskan berita di online tidaklah rumit, hanya merumuskan 4 W. Tetapi yang ditekankan dalam berita online yaitu kecepatan waktu dalam bersaing dengan media online lainnya untuk memposting beritanya. 

Alasan saya mulai tertarik dengan media online yaitu online mampu menyaingi media cetak yang hampir sebagian gulung tikar, dan bisa diakses melalui handpone, laptop, komputer, dsbnya. Pembaca pun cukup mempunyai handpone & jaringan internet untuk mengakses berita yg lagi hangat dibicarakan atau lainnya. Membaca beritanya pun bisa dimana saja, baik di kereta, kantor, kampus, dan lainnya.

Saya pun mempunyai mimpi untuk membuka media online sendiri suatu saat nanti. Ini pasti tak mudah, saya harus membekali diri dahulu seperti bekerja di media online terbesar di Indonesia. Kemudian setelah banyak mendapatkan pengalaman, ilmu, dan finansial, barulah mewujudkam mimpi tersebut. Supaya bisa membuka lapangan kerja & membantu program pemerintah.

Tak Perlu Malu Berbicara Bahasa Bekasi


Komunitas Nyo Selametin Bahasa Bekasi (NSBB), mengadakan acara untuk warga Bekasi agar tidak malu menggunakan bahasa daerah Bekasi dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu upayanya yakni, dengan melakukan pagelaran seni budaya dan bahasa di kecamatan Medan Satria Bekasi (Minggu, 27/03/2016).
Acara tiga bulanan itu berhasil menyedot perhatian pengunjung. Ribuan warga tampak antusias menikmati berbagai hiburan budaya di sana. Beberapa kesenian yang ditampilkan seperti Palang Pintu, Pencak Silat, Serta Pantu. Ada Pula bazar kuliner, seperti soto bekasi, kerak telur, bakso, dan asinan.

Selain pagelaran seni dan kuliner, dalam kegiatan ini juga ditampilkan seniman Bekasi Engkong Guntur. Seniman tersebut menampilkan pantun-pantun khas Bekasi yang membuat pengunjung tertawa terbahak-bahak. Beliau bermain pantun sangat baik dan bagus, karena ia mempunyai prestasi yang membanggakan dalam menjaga kesenian asli Bekasi.

Panitia NSBB, Sucipto Saputra mengatakan, sebagai bentuk pelestarian budaya dan bahasa Bekasi, pagelaran seperti ini sangat cocok untuk bersosialisasi kepada masyarakat agar bangga dengan bahasa asli Bekasi.

“Kalau kita lihat, anak-anak muda sekarang sudah malu memakai bahasa Bekasi, sebagai bahasa sehari-hari. Padahal orang dari luar Bekasi yang bekerja dan bertempat tinggal di sini tidak malu memakai bahasa asli daerah mereka, kenapa kita mesti malu dengan bahasa sendiri, “ ujarnya.

“Bahasa Bekasi itu berbeda dengan bahasa Betawi. Kalau logat kemungkinan agak mirip, tapi kalau bahasanya berbeda, karena Betawi mengganti akhiran a menjadi e, “ ungkapnya. Sebagai warga asli kelahiran Bekasi, harus mendukung acara ini dengan baik dan ikut berpartisipasi dengan komunitas NSBB untuk keliling Bekasi dalam melakukan sosialisasi budaya dan bahasa Bekasi.


Setelah acara ini diharapkan pemerintah menerapkan kurikulum bahasa daerah Bekasi di setiap sekolah yang berada di lingkungan Bekasi, supaya bahasa dan logat Bekasi tetap eksis di tanah sendiri. Ini semua bertujuan untuk menjaga dan melestarikan bahasa Bekasi, agar tidak punah oleh zaman.

Lautan Manusia di KRL Commuterline pada Hari Kerja


Kereta api commuterline merupakan salah satu transportasi yang banyak dipiliih oleh orang, karena harganya yang murah dengan waktu tempuh yang relatif lebih cepat. Sehingga transportasi ini menjadi pilihan utama dan selalu dipadati oleh lautan manusia pada hari kerja.

Kepadatan bukan hanya terjadi di jalan raya saja, tetapi juga di kereta api commuterline Jabodetabek pada hari kerja. Hiruk pikuk penumpang dan berjejalnya peron stasiun juga menjadi pemandangan menarik. Mulai dari remaja, dewasa, bahkan orangtua pun rela berdesak-desakan di kereta api demi mencari pendidikan dan nafkah untuk sanak keluarganya.

Kereta Commuterline dipadati oleh penumpang saat berangkat kerja, kuliah atau lainnya mulai pukul 06.30—09.30 WIB. Dan saat pulang kantor, kuliah atau lainnya mulai pukul 16.30—20.00 WIB.
“Sebagian orang lebih memilih naik kereta commuterline dibandingkan dengan kendaraan lain. Alasannya, kereta commuterline lebih memudahkan orang-orang pekerja, pelajar/mahasiswa di Jabodetabek khususnya daerah Jakarta agar terhindar dari kemacetan dan menghemat jarak waktu tempuh ke kantor atau tempat lainnya” ujar Putri pengguna kereta Commuterline. Hal ini menyebabkan kereta commuterline selalu ramai oleh penumpang, karena kendaraan ini menjadi pilhan utama warga Jabodetabek.

Untuk stasiun dan arah rute tujuan yang selalu dipadati oleh penumpang mulai dari arah Bekasi, Kranji, Cakung, Klender Baru, Buaran, Jatinegara, manggarai, Cikini hingga Jakarta Kota. Dari arah Jatinegara, Kemayoran, Pasar Senen, hingga Kampung Bandan. Dari arah Bogor, Cileubeut, Citayam, Depok, Depok Baru, Pondok Cina, Lenteng Agung, Pasar Minggu, Cawang, Tebet, manggarai, Sudirman, Tanah Abang. Dari arah Tanah Abang, Palmerah, Parung Panjang. Dan terakhir arah Duri, Tangerang.

Dengan banyaknya penumpang, maka otomatis berimbas pada jadwal pemberangkatan KRL semakin padat. Terkadang harapan tidak selalu sesuai dengan rencana. Masalah yang sering menjadi keluhan pengguna KRL adalah jadwal. Kereta meleset dari jadwal yang ditetapkan biasanya karena gangguan sinyal atau antrean masuk stasiun.

“Untuk mencairkan suasana saat berdesak-desakan di dalam kereta, biasanya sebagian penumpang mengisinya dengan mendengarkan musik dengan headset, membaca koran, dan bermain gadget” kata Anggara penumpang KRL. Hal terpenting selalu waspada terhadap lingkungan sekitar dan menjaga barang bawaan seperti tas, hp, dompet, dan lainnya agar tidak berpindah tangan saat berdesak-desakan di kereta.

Pihak KJC pun sudah menambahkan gerbong rangkaian kereta menjadi 12 rangkaian kereta untuk mengatasi membludaknya penumpang di setiap stasiun. Selain itu, keamanan di stasiun  maupun di dalam rangkaian kereta terjamin. Dan yang terpenting mengontrol setiap hari mulai dari jalur rel, AC pendingin kereta, rangkaian gerbong, kebersihan, dsb. Itu semua dilakukan untuk menciptakan kenyamanan dan keamanan penumpang saat berada di stasiun maupun dalam kereta.



Perjalanan Wisata ke Kota Tua Jakarta




















Suasana Minggu (13/12/2015) pagi di stasiun Jakarta Kota dipadati oleh kedatangan orang-orang yang ingin  berwisata ke kota tua Jakarta melalui transportasi kereta api Commuter Line Jabodetabek.

Tepatnya pukul 08.10 WIB, kereta Commuter Line Jabodetabek yang membawa saya dan penumpang lainnya berangkat menuju Jakarta Kota. Saya menaiki kereta Commuter Line dari stasiun Kranji dengan menempuh jarak dan waktu untuk sampai ke stasiun Jakarta Kota hanya 25 km dan satu jam perjalanan.

Tak lama kemudian, saya pun tiba di stasiun yang megah yaitu stasiun Jakarta Kota pada pukul 09.10 WIB. Perjalanan pertama saya menuju lapangan museum Fatahillah. Di sana banyak pedagang yang menjual makanan khas Betawi. Saya pun beristirahat terlebih dahulu sambil memakan kerak telur dan menikmati suasana pagi di kota tua. Setelah itu, saya menyewa sepeda ontel untuk berkeliling sekitar lapangan museum Fatahillah. Setelah saya puas berkeliling dengan sepeda ontel, saya pun langsung memasuki ruangan museum Fatahillah.

Pintu masuk yang saya masuki pertama adalah sebelah sisi kanan, ada sebuah patung yang mengambarkan hukuman gantung. Tak jauh dari patung tersebut terdapat ruangan yang menyimpan foto-foto kota jakarta dari masa ke masa. Beranjak ke ruang berikutnya terdapat prasasti-prasasti dengan ukuran yang lumayan besar seperti prasasti ciareuteun, prasasti tugu, prasasti kebun kopi dan sebagainya. Berjalan dari ruangan tersebut, saya menemukan sebuah ruangan yang menyimpan replika dari kapal portugis yang dulunya pernah singgah ke Jakarta. Di ruangan lainya terpampang senjata-senjata tradisional seperti Rencong, Celurit, Trisula dan Mandau.

Setelah puas mengitari lantai satu museum Fatahillah, saya langsung bergegas ke taman belakang museum. Di sana saya menemukan sebuah meriam yang bernama meriam Sijagur, benda ini juga menjadi daya tarik dari museum Fatahillah. Meriam Sijagur memiliki panjang 3 meter dengan berat mencapai 3,5 ton. Di lokasi ini terdapat ruangan bawah tanah yang dulunya digunakan sebagai penjara.

Di museum ini, saya menjumpai objek-objek antara lain perjalanan sejarah Jakarta, replika, peninggalan masa Tarumanegara dan Padjajaran, hasil penggalian arkeologi di Jakarta, penjara bawah tanah laki-laki dan wanita, mebel antik mulai dari abad ke-17 sampai 19 yang merupakan perpaduan dari gaya Eropa, Republik Rakyat Cina, dan Indonesia. Selain itu, terdapat juga koleksi tentang kebudayaan Betawi, keramik, gerabah, batu prasasti, alat musik gong, becak, patung Dewa Hermes. Koleksi-koleksi tersebut terdapat di berbagai ruang, seperti ruang Prasejarah Jakarta, Tarumanegara, Jayakarta, Fatahillah, Sultan Agung, dan MH Thamrin.

Fasilitas di Museum Fatahillah terbilang cukup komplit, saya menjumpai perpustakaan dengan koleksi 1200 buku. Sebagian besar buku-buku tersebut adalah peninggalan masa kolonial Belanda. Sehingga buku-buku tersebut didominasi oleh bahasa Belanda, Arab, Melayu dan Inggris.

Pada pukul 12.10 WIB saya menyempatkan untuk sholat zhuhur terlebih dahulu di musholla museum Fatahillah. Sehabis itu, saya beristirahat sejenak untuk makan siang di kantin sebelum melanjutkan perjalanan kembali. Saya melanjutkan perjalanan ke ruang pameran dan pertemuan, serta sinema Fatahillah. Dan perjalanan saya akhiri dengan berbelanja di toko souvenir, kaos, dan makanan.


Pukul 15.00 WIB saya meninggalkan kota tua untuk bergegas pulang ke rumah dengan menaiki kereta Commuter line Jabodetabek dari stasiun Jakarta kota menuju Kranji.

Kampus Tercinta dengan Sejuta Cerita















Di daerah Depok ada salah satu kampus yang sudah banyak mencetak masa depan yang gemilang untuk anak bangsa ini. Lokasinya yang berada di Jalan Prof. Dr. G.A Siwabessy, Kampus Baru UI Depok 16424. Kampus ini memiliki 7 Jurusan di antaranya Teknik Sipil, Mesin, Elektro, Teknologi Informatika & Komputer (TIK), Grafika & Penerbitan, Akuntansi, dan Administrasi Bisnis (Niaga). Masing-masing dari jurusan tersebut terdiri dari Program Studi (Prodi) dan berjenjang D-3 sampai D-4. Nama kampus tersebut ialah Politeknik Negeri Jakarta (PNJ).

Politeknik Negeri Jakarta merupakan perguruan tinggi negeri yang menyelenggarakan program vokasi yang didirikan untuk memenuhi kebutuhan SDM profesional di industri, baik industri jasa maupun industri manufaktur. Pembelajaran menerapkan Kurikulum Nasional (Kurnas) pendidikan profesional secara bertanggung jawab dengan didukung oleh dosen-dosen profesional.

Selain itu, suasana alam kampus ini begitu sejuk karena berada di kawasan Universitas Indonesia (UI) yang masih banyak pohon yang mengiringi sepanjang jalan & hutannya yang masih asri. Tak hanya itu, akses kendaraan menuju kampus tersebut sangat mudah. Bila yang rumahnya di jabodetabek bisa menggunakan KRL commuterline dan setelah tiba di kawasan UI bisa menaiki bus jemputan, baik bus politeknik (Bipol) maupun bus kuning (Bikun).

Bicara fasilitas, ternyata kampus ini sangat lengkap & memadai. Terbukti di setiap Jurusan fasilitasnya sangat mendukung untuk proses belajar-mengajar. Mulai dari ruangan kelas ber AC beserta pendukungnya, bengkel & lab untuk praktek, musala/masjid, ruang unit kegiatan mahasiswa, ruang organisasi himpunan, aula, lobby, ruang dosen maupun struktural, taman, dan kantin.

Di balik semua itu, tak lengkap rasanya bila tanpa petugas keamanan dan kebersihan. Untuk petugas kebersihan itu sendiri pasti ada di setiap Jurusan kampus tersebut. Salah satunya saja Aldo (23) yang merupakan petugas kebersihan di Jurusan Teknik Grafika & Penerbitan (TGP). Ia bekerja di kampus tersebut sudah 2 tahun. Walaupun gaji/upah tak seberapa, tetapi ia merasa seneng bekerja di kampus tersebut. Karena selain mencari mata pencaharian untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, ia juga merasa nyaman & senang bisa menjadi bagian keluarga dari kampus tersebut.



Kamis, 27 Oktober 2016

Indonesia Darurat Etika & Moral



Akhir-akhir ini maraknya berita dimedia tentang pelecehan seksual terhadap anak-anak. Mereka yang harusnya menjadi generasi penerus bangsa, malah dirusak masa depannya oleh beberapa oknum yang tidak bermoral.

Longgarnya pengawasan dari orang tua, acapkali menimbulkan kejadian tersebut. Di sinilah peran orang tua dalam melindungi anak harus dipertanyakan. Apakah orang tua tersebut sibuk dengan pekerjaannya, sehingga keselamatan anak diabaikan? itu semua tergantung pada diri pribadi orang tua tersebut.

Biasanya yang menjadi pelaku pelecehan tersebut ialah orang-orang terdekat korban. Mulai dari tetangga korban, teman orang tua korban, kerabat korban, bahkan saudara korban. Rata-rata pelakunya di usia remaja, yang lagi bandel-bandelnya. Hal tersebut terjadi, karena mudahnya mengakses gambar & adegan video pornografi.

Selain itu, lunturnya nilai-nilai kesopanan dan norma yang berlaku di lingkungan masyarakat sekitar membuat masalah ini semakin merajarela. Seperti masuknya budaya dan gaya hidup dari negara barat ke Indonesia yang tidak sesuai dengan tata kelakuan dan keseharian di negara ini.

Tak hanya itu di dalam kurikulum pendidikan sekolah yang mengajarkan nilai agama dan etika hanya satu kali pertemuan dalam seminggu untuk sekolah umum. Ini yang membuat- remaja zaman sekarang etikanya berbeda dengan remaja zaman dahulu. Walaupun remaja zaman dahulu kekurangan ilmu teknologi tetapi mereka tak kekurangan etika dan moral.

Ini semua menjadi pekerjaan pemerintah untuk hal membenahi etika dan moral remaja zaman sekarang. Pemerintah harus lebih tegas memberikan hukuman terhadap pelaku yang berbuat kasus tersebut untuk membuat efek jera dan menimalisir kasus tersebut. Karena yang menjadi korban tak hanya mendapat pelecehan tetapi berujung kepada kematian.

Untuk itu pemerintah harus bekerja ekstra untuk mencegah kasus ini. Misalnya saja pemerintah harus lebih menambahkan materi pelajaran agama dan etika di semua jenjang pendidikan sekolah umum. Di lingkungan masyarakat pun harus sama diberlakukan materi agama dan etika, serta bekerja sama dengan RT dan RW setempat.

Selain itu, pemerintah harus mengawasi & memblokir situs-situs yang berbau sara dan pornografi, mulai dari gambar, video, dsbnya. Peran orang tua pun sekali lagi sangat dibutuhkan untuk membantu pemerintah mencegah kasus tersebut. Perlu diketahui di artikel ini akan memberikan tip-tip untuk para orang tua dalam menjaga anak kesayangannya, agar terhindar dari kejahatan tersebut, di antaranya :

- Bekali anak Anda pengetahuan tentang bahaya dan ciri-ciri kejahatan seksual;
- Ajarkan pada anak agar tak mudah percaya terhadap orang yang baru dikenalnya;
- Awasi dan pantau selalu keberadaan anak kita;
- Jangan mudah mempercayai tetangga, teman, kerabat, bahkan saudara, karena
 siapa tahu dari mereka yang menjadi pelakunya;
- Berdoa dan memohon perlindungan kepada Tuhan untuk anak kita, supaya terhindar  
 dari kasus pelecehan tersebut.

Semoga artikel ini bermanfaat untuk kalangan pembaca seperti para remaja, pemerintah, dan khususnya para orang tua. 

Sabtu, 22 Oktober 2016

Cerita Dibalik Pasar Baru Kranji

















Kita sudah tak asing lagi bila mendengar kata pasar.
Pasti yang terbayang dalam benak pikiran Anda ialah kotor, bau, dan tidak nyaman
Bila bersaing masalah harga, lebih murah dibandingkan dengan pasar lainnya.
Banyaknya pilihan jenis kebutuhan pangan membuat daya tarik tersendiri.
Sistem tawar-menawarnya yang menjadi ciri khas pasar ini.

Pasar yang dimaksud adalah pasar tradisional. Di Kota Bekasi, ada salah satu pasar tradisional yang selalu ramai dikunjungi warga. Entah itu pagi, siang, malam bahkan dinihari. Pasar itu terletak di jalan F. Asri 2 Kel. Jaka Sampurna, Kec. Bekasi Barat, Kota Bekasi, yang bernama Pasar Baru Kranji. Di sini tempat para pedagang untuk mencari rezeki demi memenuhi kelangsungan hidupnya.

Di pasar ini, semua kebutuhan pangan sehari-hari tersedia di tempat ini. Mulai dari sayuran, beras, buah-buahan, daging, telur, jajanan, dsb. Sehingga menjadi pilihan utama masyarakat dari dalam maupun luar Bekasi untuk berbelanja di sini. Di pasar ini lokasinya lumayan luas. Ini yang menjadikan pasar tersebut menjual beragam kebutuhan pokok manusia. Pada
hakikatnya, pasar tersebut merupakan pasar induk terbesar kedua di Kota Bekasi.
Semakin berkembangnya zaman keberadaan pasar ini, semakin banyak pesaing. Mereka berlomba-lomba menciptakan pasar yang jauh lebih layak dari pasar tersebut. Seperti membuat pasar modern di dalam mall yang ditambahkan fasilitas AC pendingin. Namun, pasar tradisional ini tidak bisa ditandingi, karena masih menempati prioritas utama masyarakat untuk berbelanja dengan harga yang murah dan bersahabat.

Agus sapaan akrabnya merupakan salah satu pedagang stik kentang yang berjualan di Pasar Baru Kranji dengan menggunakan gerobak. "Saya berjualan di sini dengan alasan, bahwa saya merasa nyaman dan mendapatkan untung yang lumayan buat membiayai kebutuhan keluarga saya sehari-hari" ujar Agus.

Selain harganya murah dan bisa tawar-menawar, ternyata pasar ini memberikan manfaat secara materi untuk para pedagang. "Mereka bersaing secara sehat dalam menjajakan jualannya, ini yang membuat saya betah untuk bertahan di sini dan mempunyai banyak teman" ungkap Agus. Untuk itu, pasar ini mempunyai cerita dan kenangan bagi pedagang dan pembeli yang tak terlupakan.

Oleh : Nino Eka Putra

Mahasiswa PNJ Prodi Jurnalistik